Secara lebih jauh, Akmal bahkan mencurigai bahwa selama ini uang PSSI justru lari ke seseorang (personal), mengingat sebenarnya banyak aliran dana yang menjadi sumber pendapatan PSSI sebelumnya.

Mulai dari  fee perhelatan Piala Presiden 2019 sebesar Rp5 miliar, uang dari sejumlah sponsor hingga bantuan dana yang datang dari FIFA.

Namun Akmal juga tak menutup mata bahwa mungkin masalah keuangan yang menjerat PSSI saat ini hanya sebatas buruknya pengelolaan keuangan yang dilakukan.

Sehingga transparasi keuangan juga dinalainya perlu untuk dilakukan PSSI sebagai lembaga publik.

"Bisa jadi ada kesalahan pengelolaan uang. Bukan mustahil ada uang yang lari ke personal. Bahkan, money loundry bisa juga terjadi saat tidak jelasnya arus keuangan di federasi."

"Naif kalau organisasi sebesar PSSI mengeluh di depan publik gak punya uang. Artinya pengurus yang ada saat ini sudah Gagal. Tidak mampu menjaga martabat organisasi dan mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi. Reformasi bahkan revolusi menjadi pilihan terbaik untuk mengatasi krisis yang terjadi saat ini," tegasnya.

Seperti diketahui sebelumnya lewat halaman resmi federasi sepak bola ASEAN, AFF, Timnas Putri Indonesia U-15 disebutkan mundur dari Piala AFF Putri U-15 2019 karena masalah keuangan yang dialami PSSI saat ini, meski akhirnya sempat dibantah oleh beberapa pihak dari PSSI.